Thursday, 29 June 2017

Filosofi canang sari dan kain poleng di Bali

Canang Sari
wisataunikbali.com

Canang sari dan Kain poleng 

Filosofi Canang Sari dan Kain Poleng-Pada umunya  berbentuk segi empat yang terbuat dari daun kelapa muda (janur) dan dilengkapi dengan bunga, canang sari atau canang adalah hal yang pertama kali kamu lihat di Bali. Suguhan yang setiap hari akan dilihat dan terdapat di setiap tempat seperti di pura, di jalan, di pantai atau di meja kasir pada toko atau hotel. Canang ini terdiri dari beberapa macam warna bunga dan di atasnya berisi dupa harum . Saat tertentu berisi beberapa sajian tambahan seperti kue atau beberapa jenis hidangan lain bagi yang memiliki warung makan. 

Kata canang bersumber dari bahasa sansekerta, yang terdiri dari dua kata  “ca” berarti indah dan  “nang” berarti “tujuan”. jadi, canang dapat diartikan sebagai wadah yang memiliki tujuan yang indah atau baik.

Canang sari terbuat dari dua komponen - canang adalah daun kelapa muda yang di anyam, sedangkan sari adalah intinya. Masing-masing elemen pada canang sari memiliki arti  peporosan atau inti material yang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur, tembakau, dan buah pinang yang merepresentasikan tiga dewa Hindu  : Brahma (gambir), Vishnu (buah pinang atau daun sirih), and Shiva (kapur). Ketiganya disebutTri Murti, atau disimbolkan sebagai pencipta, pemelihara dan pelebur. Nampan yang digunakan sebagai alasnya disebut ceper yang terbuat dari daun kelapa muda dan simbol dari  Ardha Candra ( bumi dan bulan). Raka-raka (beberapa jenis buah) ditambahkan dan di atasnya berisi  sampian urasari (dekorasi dari daun kelapa muda)sebagai simbol dari bintang.

Empat warna bunga yang berbeda tidak hanya melambangkan empat penjuru mata angin yaitu timur, barat, utara dan selatan tetapi melambangkan hubungan dengan Tuhan. Vishnu disimbolkan dengan warna biru atau hijau, bunga putih disebelah timur sebagai simbol Isawara, dan di sebelah selatan dengan bunga merah sebagai simbol dari Brahma, dan warna kuning disebelah barat sebagai simbol dari Mahadewa. Persembahan dilengkapi dengan uang kepeng (koin cina jaman dulu) atau uang kertas di atasnya. dan sedikit percikan air suci atau disebut tirta di atasnya.

Canang sari adalah bentuk dari Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan) sebagai tempat kita meminta kedamaian dan berkat. Filosofi dari canang sari adalah sebagai wujud pengorbanan dan rasa syukur karena kita menyediakannya setiap hari.

Untuk wanita bali, sudah menjadi ketentuan untuk bisa membuat canang sari yang disebut ("mejejaitan")  sebab membuat persembahan adalah sama pentingnya dengan memasak, merawat anak dan membersihkan rumah. Meskipun tradisi ini perlahan  berubah pada jaman modern ini dimana orang-orang dapat dengan mudah membeli canang sari yang sudah jadi di pasar tradisonal atau di pinggir jalan meskipun tidak mengurangi makna yang terkandung di dalam canang sari tersebut.


Kain Poleng in temple,
wisataunikbali.com

Kain poleng

Simbol lain yang sering kita lihat di Bali adalah kain poleng, kombinasi warna hitam dan putih yang sering kita lihat sebagai pembungkus pohon, patung, pura bahkan kulkul (alat komunikasi tradisional masyarakat Bali)

Kain poleng selalu dikonotasikan negatif bagi pengunjung di Bali karena diyakini bahwa terdapat roh pada benda yang dibungkus kainnya meskipun belum tentu sepenuhnya benar. Dalam budaya Bali, kain poleng adalah simbol "Rwa Bhineda" yang melambangkan keseimbangan pada dualitas yang berbeda. Berasal dari kata "Rwa" yang berarti dua dan "Bhineda" yang berarti berbeda sedangkan kain poleng sebagai representasi terhadap dua hal yang berbeda yang harus dijaga keseimbangannya. 

Orang Bali percaya bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini baik itu makrokosmos ataupun mikrokosmos memiliki hal yang berbeda yang patut dijaga keseimbangannya layaknya siang dan malam, kebahagiaan dan kesedihan, laki dan perempuan, ada dunia sekala (dunia nyata) dan dunia niskala ( dunia maya). Agar menjadi harmonis, dualitas inilah yang harus dijaga keseimbangannya.  

Menjaga keseimbangan alam juga dapat dikaitkan dengan kain poleng ini, karena pada jaman modern ini sungguh sangat langka ditemukan pohon besar sebagai penyuplai oksigen bagi manusia, memang ada makhluk atau roh yang tidak kita lihat karena telah disebutkan ada sekala niskala, maka dengan saput poleng yang dibungkuskan di pohon, menjadi sarana sebagai alarm untuk menjaga pohon itu jangan sampai ditebang yang berfungsi sebagai penyuplai oksigen bagi kita. Dilain hal, ada makhluk yang tak terlihat yang juga ingin memiliki tempat untuk berdampingan dengan kita. keseimbangan yang kita bangun, kita punya tempat tinggal, mereka juga punya tempat tinggal, tidak ada keserakahaan pada diri manusia yang menganggap bahwa apa yang ada di bumi ini adalah milik manusia semua. Kalau kita mengabaikan keseimbangan, alampun akan membalas juga terhadap manusia.


Filosofi kain poleng sama dengan filosofi konghuchu dengan Yin dan Yangnya yang melambangkan dimana ada warna putih, akan ada warna hitam, serta ukuran dan bentuk warna hitam dan putih dalam simbol Yin dan Yang harus sama. Kain poleng juga melambangkan  konsep ini dengan sempurna. Warna hitam melambangkan sifat jelek,buruk, gelap, sedangkan warna putih melambangkan sifat baik, atau cahaya. 

Kain poleng sebagai pengingat untuk kita untuk senantiasa menjaga keseimbangan dualitas yang ada di dunia ini. Jadi kalau kamu berkunjung ke Bali dan melihat pohon atau patung yang dibungkus kain poleng, jadikan sebagai pengingat untuk diri sendiri untuk selalu menjaga keseimbangan dualitas yang ada, karena seimbang itu yang penting. 

Wednesday, 28 June 2017

Pantai Sanur- Daya tarik hingga spot sunrise terbaik

Pantai Sanur,
Foto: water-sport-bali.com

Pantai Sanur spot sunrise di Bali


Pantai Sanur-Berkunjung ke Bali tidak afdol kalau tidak ke pantai. Pantai-pantai di Bali memang sudah terkenal dengan keindahannya. Ikon Bali tak hanya Pantai Kuta saja, namun masih ada pantai indah lain di bagian timur Bali. Salah satu pantai yang indah tersebut adalah Pantai Sanur.

Pantai Sanur merupakan salah satu pantai yang sangat populer di Bali dengan kondisi ombak yang tenang dan pasir putih yang membentang luas. Hampir tiap hari Pantai ini dipenuhi oleh pengunjung, baik pengunjung dari Bali sendiri, pengunjung dari luar Bali bahkan pengunjung dari negara lain yang penasaran dan ingin merasakan langsung berada di pantai Sanur.

Berada di Pantai Sanur sambil duduk dan menyaksikan ketenangan ombak disana juga sebagai alternatif untuk relaksasi diri dan membuang segala kepenatan dari aktivitas harian kamu. Tahu sendiri kan kalau kepenatan yang kian lama menumpuk dapat meicu adanya stres.

Pantai Sanur dapat dikenal Dunia berkat jasa seorang seniman asal Belgia yang bernama A.J. Le Mayeur yang melukis keindahan Pantai Sanur dan dipamerkan ke negara-negara lain dan tempat beliau memamerkan lukisan tersebut kini sudah dijadikan sebagai museum yang bernama Museum Le Mayeur yang terbuka untuk umum. Silahkan kunjungi Museum Le Mayeur agar kamu dapat melihat keindahan Pantai sanur dalam lukisan.

Hotel yang paling dekat dengan Pantai Sanur adalah Inna Grand Bali Beach Hotel. Hotel tersebut merupakan hotel berbintang pertama yang ada di Bali. 

Sunrise di Pantai Sanur,
Foto: kelilingindonesia.com
Bagi yang suka berfoto-foto, datanglah di pagi hari agar dapat mengabadikan moment sunrise dan tempat yang baik untuk berfoto adalah di bale yang sengaja dibuat menjorok kelaut. Pantai Sanur memang menjadi incaran wisatawan untuk menyaksikan matahari terbit, karena di Pantai Sanur inilah spot yang baik untuk melihat sang surya muncul. Lebih kurang sekitar pukul 06:30 Wita adalah waktu yang tepat untuk melihat matahari terbit di sini. Karena menjadi tempat spot terbaik menyaksikan matahari terbit, sehingga Pantai Sanur bernama sunrise beach.

Lawan dari Pantai Sanur adalah Pantai Kuta. Pantai Kuta sering disebut sebagai the sunset beach, atau pantai yang menjadi spot terbaik menyaksikan matahari terbenam. Didukung oleh bentuk bibir pantai yang landai, dan disediakan juga tempat menyaksikan matahari terbit dari timur sembari melihat gugusan pulau Nusa Penida dari kejauhan. 

Air laut di Sanur tidak cocok untuk melakukan aktivitas surfing seperti di Pantai Kuta, karena obak di Pantai Sanur sangat tenang dan kedalamannya juga dangkal. Terumbu karang di Pantai Sanur masih terjaga dengan  baik namun sebagai gantinya jadi lebih cocok untuk bermain kano, menyelam, snorkeling, berenang, banana boat serta melakukan aktivitas seawalker dan lain sebagainya. Banyak fasilitas yang ada di Pantai Sanur ini  sebagai sarana untuk menunjang aktivitas berlibur di Pantai Sanur.



Pasir Putih Pantai Sanur,
Foto: indonesiakaya.com
Pasir putih memang identik untuk kawasan pantai di Bali Selatan begitu juga pasir di Pantai Sanur. Teksturnya agak kasar dan putihnya juga agak kecokelatan. Wisatawan yang datang hanya untuk duduk di pantai untuk menyaksikan tenangnya air laut, cukup aman saya rekomendasikan untuk duduk di pasir karena karang-karangnya sedikit juga. 

Wisatawan asing memang sengaja mencari pantai untuk tempat mereka berjemur, namun bagi masyarakat Indonesia yang berlibur ke Bali dan kebetulan berkunjung ke Pantai Sanur pada siang hari, dapat berteduh di bawah rindangnya pepohonan di Pinggir pantai karena pada umumnya masyarakat lokal Indonesia kurang suka berjemur. 

Pantai Sanur terletak di Kota Denpasar dan jarak yang diperlukan untuk mencapai lokasi ini dari Bandara Ngurah Rai adalah sekitar 20 menit. Bagi kamu yang belum mengetahui lokasinya, dapat kamu lihat peta di bawah ini sebagai penunjuk arah:

Lokasi Pantai Sanur





Apakah Pantai Sanur akan menjadi tujuan wisata kamu saat ke Bali? tidak ingin merasakan tenangnya saat berada di Pantai Sanur? 




Saturday, 24 June 2017

Geret pandan (perang pandan) Desa Tenganan, bentuk sportifitas warisan leluhur Bali

Persiapan sebelum geret pandan,
Desa Tenganan

Perang pandan atau geret pandan di Desa Tenganan

Geret Pandan-Ketika mendengar tentang Bali, kita akan tertuju dengan Pantai Kuta, Pantai Sanur, Pantai Pandawa, Ubud, Bedugul. Masih ada daerah Bali lain yang namanya sudah mendunia dengan keunikannya. Bali dengan wisata alam yang indah dan memiliki masyarakat yang selalu menunjukkan keramah tamahannya membuat daya tarik Bali semakin memikat.

Modernisasi tidak membuat beberapa desa di Bali meninggalkan keunikannya, desa-desa tersebut masih menjaga pola hidup, adat istiadat, bentuk rumah yang merupakan warisan leluhur mereka. Keunikan tersebutlah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara ingin berkunjung dan merasakan apa saja hal unik tersebut.

Desa-desa yang masih menjaga adat istiadat, bangunan, dan pola hidup yang masih sama dengan dulu disebut Desa Bali Aga. Orang Bali Aga di sebut juga Bali Mula adalah orang Bali asli sebelum masuknya orang-orang dari Majapahit untuk tinggal di Bali. Desa- desa yang termasuk Bali Aga adalah Desa Trunyan, Desa Tenganan dan Desa Sembiran

Salah satu desa Bali Aga yang patut kamu kunjungi saat berlibur ke Bali adalah Desa Tenganan. Desa Tenganan adalah salah satu desa tradisional yang ada di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Di sana kamu akan melihat bagaimana tradisonalnya desa tersebut dan kamu akan merasa berada pada jaman dahulu di jaman modern ini. 

Mata pencaharian orang Tenganan umumnya sebagai petani, namun ada juga sebagai pengerajin yang menghasilkan kerajinan khas Tenganan seperti anyaman bambu, ukiran, lukisan di atas daun lontar dan tenunan kain gringsing. Nah penduduk Tenganan masih menggunakan sistem barter dalam mendapatkan sesuatu yang menjadi kebutuhan mereka. Tradisonal banget bukan?


Wisatawan asing Perang Pandan,
Foto: anythingbali.com
Sekitar Bulan Juli, bertepatan dengan ngusaba sambah diadakannya tradisi geret pandan atau perang pandan. Saat seperti ini yang biasanya dinantikan oleh wisatawan untuk melihat bahkan diperbolehkan untuk berpartisipasi dalam acara tersebut. Perang pandan dilakukan oleh dua orang pemuda di atas panggung dengan saling sayat menggunakan duri-duri pandan. Kadang wisatawan mancanegara yang penasaran ingin merasakan sensasi geret pandan juga ikut perang pandan. Luka yang timbul akibat sayatan pandan akan diobati dengan ramuan antiseptik tradisonal pula yang bahannya dari umbi-umbian. 

Namanya juga perang, ada pihak yang menang dan ada pihak yang kalah, kadang tentu melibatkan emosi apalagi sampai menyebabkan luka akibat sayatan dari duri-duri pandan. Tetapi dapat kita lihat dalam tradisi perang pandan tersebut, para penonton terlihat seperti terhibur akan acara tersebut, begitu pula saat perang usai, tidak ada perasaan dendam diantara yang berperang tadi. Mereka tetap berbagi cerita tentang pengalaman saat berperang dan saling melemparkan tawa sembari mengobati luka-luka akibat sayatan dari duri pandan. Bagi masyarakat Tenganan, perang pandan adalah salah satu hal unik untuk menjaga kebersamaan mereka dan cerminan sportifitas mereka sebagai kualitas pribadi masyarakat Desa Tenganan.

Secara tidak langsung, masyarakat Desa Tenganan telah mengedukasi para wisatawan yang berkunjung kesana, bahwa walaupun dalam kondisi terluka yang sudah pasti melibatkan emosi, kita patut mejaga kebersamaan dalam kehidupan ini. Dalam kondisi terluka kebersamaan tetap bisa terjaga, apalagi dalam kondisi yang biasa saja, mungkin bisa lebih terjaga lagi.

Kita sebagai makhluk sosial yang tentunya akan saling bergantung antara sesama manusia, dengan menjaga kebersamaan tersebut akan memudahkan kita dalam berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain.

Secara umum, budaya Bali memang syarat dengan filosofi yang mendalam, walaupun terkadang dapat menimbulkan multitafsir, namun coba ambil dan maknai filosofi tersebut dari sisi yang positif. Banyak hal-hal yang secara tidak langsung dapat mengedukasi masyarakat berada pada budaya di Bali, sekarang pintar-pintar kita saja untuk mengekplorasinya untuk mendapatkan manfaat yang baik bagi kita semua.

Kalau kamu penasaran dengan tradisi unik tersebut, silahkan saja datang ke Desa Tenganan, dan lihat bahkan kalau mau, coba saja ikut berperang pandan dan rasakan sensasinya. 

Peta lokasi Desa Tenganan:

Wednesday, 21 June 2017

Arak, a typical Balinese drink as a means of ceremonies and drinks that are hunted by tourists


Arak Bali,
Foto: arakbali.com

Arak Bali as a Balinese souvenir that has received official permission

Arak-In religious ceremonies in Bali, there is one ritual called tetabuhan, tetabuhan here is not a gamelan but a treat that is poured into the ground for the Bhuta Kala.


In the Hindu concept called somya, which means changing the nature of Bhuta Kala to become a god. Similarly, when we are hungry, the characteristics of Bhuta appear as emotions, then in somya (changed/neutralized) n with treats in the form of food and drink, the nature of Bhuta changes to become a divine character. Deity's character here is feeling calm and satisfied.


Religion and Balinese culture are synonymous with symbols and we are required to be able to translate and apply in this life to be a positive thing.


Speaking of the tetabuhan issue above, the facilities that are often used are arak, tuak, and berem. Arak is a type of fermented beverage containing 37-60% alcohol (ethyl alcohol). The function of alcohol for the body is to warm the body when the weather is cold and usually as a neutralizer of cholesterol levels in the body, but in a reasonable dose, because anything that exceeds the dose will have an adverse effect even the drug must be in accordance with the dose which if consumed excessively will be toxic to the body .


Arak has been granted permission from the Ministry of Health and is allowed to be one of Bali's special souvenirs. The taste of wine is not inferior to alcoholic beverages from abroad whose prices are also far more expensive than arak. Even foreign tourists often hunt for wine as a drink. In many hotels, wine is also provided during the cocktail time and usually as a complement to flavors, wine is often mixed with honey so it is often called honey wine. The taste of hard wine and the sweet taste of honey mix into one so that it becomes a distinctive taste.


The basic ingredients of wine are from distilled white sticky rice, but if the material from distilled black sticky rice the type will be different and the name is different, namely brem. Many home-based businesses make their own wine but sometimes pay less attention to the alcohol content permitted by the Ministry of Health.

Arak GGH,
Foto: imgrum.net
Arak production sites are already abundant in the area of Bali, and arak ingredients are generally from sticky rice, in Singaraja there is wine made with rice by people of Chinese descent who have long lived in Singaraja. It's also not inferior to arak which is made from sticky rice. The name of the rice wine in Singaraja is GGH (Guan Guan Ho).



Intrigued by the taste? Please buy arak in Bali and take your time to visit Bali to know more about the unique things in Bali.

Siobak Singaraja, Chinese and Balinese acculturation culinary with special flavors

Siobak Singaraja,
Foto: kutafes.blogspot.co.id

Siobak Singaraja

Siobak typical of Singaraja - Still speaking culinary around Buleleng. Buleleng Regency, which has the capital city of Singaraja, has a special culinary besides blayag. This cuisine whose name is Chinese-smelling is very tasty.



Balinese are identical to eating pork, because Balinese people like to eat pork, various preparations that can be made from pork, including culinary acculturation from Chinese culture and Balinese culture.


Siobak, the name has smelled like Chinese, but initially appeared on the north coast of Bali Island, precisely in Singaraja City, Buleleng Regency. If you visit Bali to take a taste of this unique culinary, it will definitely make you addicted.



For those who have not had time to come to Singaraja to enjoy this culinary, you can try making it at home, along with the ingredients and methods:



Material :



500 grams of fatty and skinned pork (the stomach is usually)

1/2 pack of char siu powder

2 tablespoons of soy sauce

Pepper

Salt

Sugar

1/2 teaspoon of powder

2 tablespoons of cooked vinegar



How to make :

Mix all the spices above, then set aside
Slice the pork skin about 7 millimeters, then coat it with spices
Wrap it in a plastic bag. The pork skin slices that have been marinated with spices are then stored in a refrigerator overnight
After being in the refrigerator for one night, take it and put it in the oven until cooked and occasionally rubbed with the marinade.
Tauco Sauce Ingredients:



3 tablespoons of oil to saute

1/2 tablespoons of grated garlic

1 teaspoon of grated fresh ginger

100 grams of tauco

1/4 teaspoon of salt

1 tablespoon of sugar

1 tablespoon vinegar

1 tablespoon of cornstarch which has been dissolved in water until thick



How to make Tauco Sauce:



Heat the oil then saute the garlic and ginger
Pour salt, sugar and tauco stir until evenly distributed
Add the vinegar and then thicken it with a maize solution
Stir well until it is evenly distributed
Lift then chill
Serve:



Prepare a place in the form of a plate or bowl, then mix the prepared meat like the above method with Tauco Sauce.



And Siobak is ready to be enjoyed ...

Blayag, Buleleng specialties that are not less flavorful

Blayag,
Foto: puan.co

Singaraja's typical blayag

Blayag-Balinese specialties located in the northern part of Bali should not be missed when you visit Bali. Not only betutu chicken, lawar and satay wrap, but this culinary also has its own taste. The yellow spices are tempting and the taste is also very tasty.


Blayag is one of Singaraja's unique cuisines whose existence is starting to be marginalized even though when it comes to taste, hmm ... is not inferior to other specialties. At first, this Blayag was only made during the celebration of the tumpek enclosure (the modern term is pet's birthday which is celebrated by the Balinese people) hehehe ... unique right? just animals have their birthdays ...


This special food can also be obtained easily and does not have to wait for the cage to be over, because there are already many Balinese who sell this blayag. Well ... maybe because more is a type of modern food and food is the result of innovation as a new recipe, making Blayag less popular.


Lontong,
Foto: bali.platernaps.com
Whereas traditional cuisine does not lose its taste and health benefits, especially made with all natural spices, support the right to health really ?. Try buying first, then kiss the aroma, see the thick yellow broth especially the chicken that is disuwir, wow ... it will be addicted.


For those of you who haven't had time to visit Bali, how come you can make your own blayag at home, along with recipes and how to:





BALI TIPAT BLAYAG RECIPES


INGREDIENTS :


1/4 chicken

4 orange leaves

3 bay leaves

1 tsp salt

1 1/2 tsp sugar

1 1/4 liter of water

1/2 tsp Pepper Powder

1 tsp Instant Seasoning Chicken Taste Soup



SMOOTH THE RECIPIENT:


4 cloves garlic

2 Spring onions

1 tsp turmeric Powder

1 tsp coriander Powder

1 `1/2 cm ginger

1 1/2 cm of galangal

1 1/2 cm of galingale

6 cm turmeric

1 tsp shrimp paste



SUPPLEMENTARY MATERIAL :


200 ml of cooking oil

5 pieces of rice cake

250 grams of vegetable ointment

100 grams of soybeans, fried until crisp

100 grams of spicy serundeng



HOW TO MAKE A TIPAT BLAYAG:


1. Boil the ingredients on medium heat, until the chicken is tender.

2. Boil the marinated seasoning for the yellow spice

3. Lift, drain the chicken until it's cold.

4. Fry the chicken until golden brown, lift it. Drain and shred.

4. Boil the remaining stock of boiled chicken until boiling.

5. Tata lontong, shredded chicken, the anointing.

6. Flush with thick yellow herbs then sprinkle with fried soybeans.

7. Serve while warm.



Although the materials and simple, but the taste will make you blayag will not forget Bali and Singaraja in particular, if you want to make your vacation be comp lit, do not forget to try the typical food of this Singaraja. Because Blayag only sold Rp. 7,000 to Rp. 10,000. Cheap isn't it?

Tuesday, 20 June 2017

Betutu, lezatnya kuliner khas Bali ini


Betutu,
Foto: makananmu.com

Betutu kuliner khas Bali


Betutu-Bagi pecinta kuliner yang sedang berkunjung ke Bali, tidak lengkap rasanya kalau belum mencicipi masakan khas Bali. Nama masakan ini tidak kalah tenar dengan sate lilit. Bali juga gudangnya kuliner, seperti Blayag dan Siobak dari Kabupaten Buleleng, dan masih banyak lagi masakan khas lainnya yang ada di Bali.

Pernah dengar kan dengan kuliner khas Bali yang satu ini, umumnya terbuat dari ayam dan bisa juga diganti dengan bebek. Nama makanan ini adalah betutu, makanan khas Kabupaten Jembrana yag sudah dijual hampir seluruh Bali dan bisa kamu temukan di warung-warung makan, restoran bahkan hotel-hotel di Bali. Hidangan ayam kukus yang berisi bumbu khas dengan tampilan mayoritas kuning ini akan membuat kamu tidak lupa dengan Bali kalau sudah mencicipi rasanya. hem.. enak pastinya..

Untuk harga masih relatif terjangkau, dan tidak membuat kantong bolong. Cari tempat yang menyediakan betutu namun dekat dengan suasana yang sejuk seperti di pegunungan, lalu santap betutu ini dalam kondisi yang masih hangat, bisa kebayang kan nikmatnya? 

Kalau belum sempat berkunjung ke Bali, kamu juga bisa membuatnya sendiri di rumah, ataupun jika kalian ingin membuka usaha mebuat betutu ini dan bingung dengan bahan serta cara membuatnya atau saat ada acara keluarga mungkin dan kamu ingin menghidangkan masakan khas Bali yang satu ini. Berikut adalah bahan dan caranya:

Bahan :

1 ekor ayam utuh yang telah dibersihkan dan dihilangkan jeroannya
60 gram daun singkong yang telah direbus dan dipotong-potong
3 sdm minyak goreng

Bumbu yang dihaluskan :

2 butir kemiri
1/4 sdt pala
kunyit secukupnya
jahe secukupnya
kencur secukupnya
lengkuas secukupnya
3 buah cabe merah
3 siung bawang putih
8 siung bawang merah
3 buah cabe rawit
2 buah batang serai untuk diiris tipis
1/2 sdt ketumbar
1/2 sdt terasi
garam secukupnya
penyedap rasa secukupnya
daun pisang untuk membungkus

Cara Membuat :

1. Campurkan bumbu yang telah dihaluskan dengan minyak, aduk sampai rata
2. Oleskan sebagian bumbu yang telah dihaluskan keseluruh tubuh ayam baik yang diluar maupun di dalam

3. Oleskan juga sebagian bumbu dengan daun singkong yang sudah direbus, aduk rata
3. Masukkan daun singkong yang sudah dibumbui ke dalam ayam
4. Bungkus ayam dengan daun pisang lalu kukus hingga matang
5. Ayam yang telah dikukus dipindahkan ke piring atau benda tahan panas lainnya untuk selanjutnya di panggang dalam oven panas 100C sampai matang
6. sajikan ayam betutu diatas piring



Demikian ulasan tentan Betutu, silahkan praktekkan resep masakan betutu di atas, dan kalau ada waktu, datanglah ke Bali untuk merasakan betutu khas Bali.

Sate lilit khas Bali

Sate Lilit,
Foto: tokomesin.com

Sate lilit kuliner khas Bali

Sate lilit-Saat berkunjung ke Bali, tidak mungkin dong kita tidak makan ataupun minum? Namanya kita sebagai makhluk hidup, sudah barang tentu makan dan minum adalah suatu keharusan untuk mengganti sel-sel tubuh kita.

Berbicara masalah makanan saat kita berlibur ke Bali, Selain lawar dan Betutu, Bali juga memiliki masakan khas lagi. Masakan yang tidak kalah enaknya dengan lawar, dan menjadi pelengkap hidangan saat kita menyatap lawar. Makanan tersebut adalah sate. Mengapa sate? Bukannya sate sudah ada di mana-mana? pernahkah anda mendengar sate yang berasal dari Bali? ketika kamu dengar kata sate, mungkin yang langsung kamu fikirkan adalah sate ayam, sate kambing, ataupun sate sapi. Jangan buru-buru menebaknya, sate yang satu ini bernama sate lilit.

Kamu pasti penasaran mengapa disebut sate lilit? yap.. karena bentuk sate yang dililitkan pada pegangannya, dan pegangannyapun tidak seperti pegangan sate biasa yang terbuat dari batang bambu. Pegangan sate lilit adalah batang sere yang sudah dibersihkan. Disanalah letak keistimewaan sate lilit tersebut.

Bahan yang sering digunakan sebagai sate lilit adalah ikan laut, namun bisa juga diganti dengan ayam atau bebek atau bahan lain sesuai selera kita sendiri. Sate lilit ini sama halnya seperti lawar, karena makanan ini sering juga digunakan sebagai pelengkap upacara keagamaan dan juga sebagai suguhan kepada tamu undangan. 

Penasaran dengan nama tersebut? Yuk simak ulasannya.



Bahan dan bumbu sate lilit :

450 gram ikan yang sudah dihaluskan dan dihilangkan tulangnya
60 gram kelapa parut
60 gram tepung tapioka (kanji)
1/4 sdt garam
1 sdt merica bubuk
1/4 sdt kaldu bubuk
9 buah batang serai dibersihkan untuk dijadikan penusuk sate

Haluskan bumbu,
Foto: lonelypalate.net


Haluskan :

6 siung bawang merah
4 siung bawang putih
1/2 sdt ketumbar bubuk
3 butir kemiri kemudian disangrai
4 cm kunyit bakar
2 cm lengkuas

Cara membuat :

Campurkan bumbu yang sudah kamu haluskan tadi dengan ikan laut yang sudah dihaluskan atau digiling dan yang sudah hilang tulangnya, kelapa parut dan tepung kanji beserta garam, merica dan kaldu bubuk. Aduk hingga merata.

Ambil adonan lalu kepal-kepalkan adonan tersebut ke batang serai hingga menempel, lalu ratakan bentuknya biar bagus dan pastikan supaya menempel dengan baik.

Setelah sate selesai dibentuk kemudian olesi satu persatu dengan sedikit minyak. Bakar hingga matang sambil dibolak-balik dan sesekali diolesi minyak juga agar merata. Pastikan agar pembakarannya tidak hangus agar rasanya mantap kemudian angkat lalu  sajikan.

Bisanya pelengkap makanan untuk sate lilit adalah plencing kangkung, sambal kacang, dan nasi yang masih hangat. Kalau kamu menggunakan ikan laut sebagai bahan sate lilit, sudah barang tentu memiliki banyak manfaat kesehatan bagi penikmatnya. Kandungan omega 3 pada ikan dapat dimanfaatkan untuk menjaga kesehatan jantung, membuat kadar darah tinggi menjadi turun, dan penyakit lain yang ada hubungannya dengan penyumbatan pembuluh darah, serta menekan pertumbuhan sel-sel kanker. Bagaimana, berminat tidak untuk mencicipi kuliner khas Bali ini, dijamin nikmat dan kantongmu juga tidak akan terkuras dengan harga makanan ini.

Monday, 19 June 2017

Upside Down World, wisata kekinian pelengkap wisata di Bali

Upside Down World,
Foto: imgrum.net

Upside Down World wisata unik Bali

Upside Down World-Bali tidak hanya terkenal dengan wisata puranya atau wisata alamnya, bagi yang suka berselfi ria dan yang suka fotografi, tidak melulu menjadikan alam sebagai temanya. Hadirnya tempat wisata baru dengan konsep yang berbeda menjadi pelengkap wisata kamu di Bali. 

Konsep wisata tersebut adalah konsep terbalik. Konsep ini di suguhkan oleh sebuah tempat wisata baru yang bernama Upside Down World yaitu tempat wisata yang kebanyakan fungsinya sebagai tempat berfoto dengan konsep yang berbeda dari biasanya.

Memang ada saja kreatifitas yang disuguhkan untuk menarik minat wisatawan yang berkunjung ke Bali. Ide kreatif ini sejalan dengan gaya hidup para remaja yang suka dengan fotografi dengan segala phose dan keunikannya yang menjadi daya tarik tersendiri untuk dinikmati.

Ruangan tersebut didesain terbalik, lengkap dengan segala pernak pernik, kelangkapan, fasilitas, dan furniture layaknya rumah pribadi seperti ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi, dapur dan lainnya. Disana juga sudah disediakan staff yang dapat membantu mengabadikan pengunjung dengan foto-fotonya. 

Upside Down World, di kamar tidur'
Foto: balitoursclub.com
Setiap ruangan menyediakan konsep foto yang berbeda-beda, tentunya mengikuti design dan segala pernak pernik serta furniture yang ada pada setiap ruangan tersebut. Ditempat ini para pengunjung bebas untuk berekspresi dalam berfoto, asalkan tidak merusak segala alat dan perlengkapan yang telah disediakan di sana. Apalagi bagi pengunjung yang telah memiliki pengetahuan tentang fotografi akan menjadi nilai tambah tersendiri terhadap kualitas gambar yang dihasilkan. 

Upside Down World, di ruang keluarga
Foto:travelwisata.net

Konsep berfoto yang cukup unik ini menjadi destinasi wisata baru yang patut kamu kunjungi kalau ke Bali. Tempat wisata seperti ini tidak hanya ada di Bali saja, tetapi ada juga di Asia lainnya seperti Malaysia dan Taiwan. Walau bagi wisatawan asing, tren seperti ini sudah lazim, namun bagi wisatawan domestik dan orang Bali sendiri tentu bukan hal yang baru bagi mereka. Biasanya kalangan muda berkunjung kesini, untuk mendapatkan foto yang unik dan digunakan sebagai remaja yang kekinian.

Upside Down World ini beralamat di Jalan By Pass Ngurah Rai No. 762 Pemogan, Denpasar dengan lokasi yang strategis antara Kuta dan Sanur dan memakan waktu tempuh sekitar 20 menit dari Bandara Ngurah Rai. 

Harga tiket masuk ke tempat ini cukup murah dan terjangkau, yaitu :

  • Untuk Dewasa : Rp. 100.000/ orang
  • Untuk Anak-anak : Rp. 50.000/orang
Upside Down World ini buka setiap hari kecuali Hari Raya Nyepi. Bagi yang belum pernah ke Upside Down World, segera kunjungi dan eksplorasi imajenasi berfoto kalian dengan konsep yang unik, lalu beri tahu teman-teman yang lainnya agar mereka juga ikut merasakan sensasi berfoto dengan konsep terbalik.

Untuk mengetahui lokasinya, bisa kamu lihat pada peta di bawah ini: