Upacara di Bali identik dengan trance-Bali tidak hanya terkenal dengan keindahan alamnya, namun masih banyak budaya Bali yang menjadi daya tarik wisatawan domestik maupun wisatawan asing. Bali dicari dan di sanjung-sanjung di kancah internasional karena kemampuan Bali mempertahankan tradisinyan seiring perkembangan jaman dan gempuran teknologi dewasa ini. Tetapi Budaya Bali juga bersifat Fleksibel, karena ada juga seniman-seniman Bali memanfaatkan kemajuan teknologi dalam menunjang aktivitas seninya dan mengembangkan karya-karyanya.
Berbicara masalah Budaya, erat kaitannya dengan Agama Hindu di Bali, karena di Bali dikenal dengan Agama Budaya. Hindu memang agama yang dianut oleh masyarakat Bali pada umumnya namun Hindhun yang khas, tidak Hindhunya India, tidak Hindhunya daerah lain. Kepercayaan itu kadang tidak bisa dinalarkan, karena susah dibuktikan secara ilmiah. Karena berdasarkan kepercayaan, maka dari itu tidak sedikit perdebatan di kalangan masyarakat umum yang tidak mempercayainya.
Masyarakat Bali kental dengan upacara dan seni. Segala hal yang ada di Bali harus memiliki “taksu” agar lebih semakin dipercayai keberadaannya dan ke khasannya. Istilah taksu bagi kebanyakan masyarakat Bali erat kaitannya dengan nilai-nilai spiritual, religius, dan seni budaya. Beragam definisi dan arti mengenai taksu tersebut. Taksu adalah nilai-nilai sebagai rel dan penuntun spiritualitas yang memberikan energi, persepsi jiwa, dan kemurnian dalam berpikir.
Dalam sebuah pola hidup tradisional masyarakat Bali, taksu diartikan sebagai suatu kekuatan ghaib yang merasuk pada diri seseorang kemudian mempengaruhi pola pikir, perkataan dan perbuatan. Dengan demikian, tanpa disadari ketika "taksu" tersebut merasuk dalam jiwa seseorang maka akan terdapat energi spiritual yang luar biasa untuk menjabarkan sebuah pikiran, perkataan dan perbuatan. Kekuatan gaib yang berupa energi tersebut dapat dipersepsikan berasal dari dalam diri, seperti misalnya potensi kecerdasan manusia, sedangkan sumber dari luar berasal dari Sang Makrokosmos melalui perantara alam dan segala isinya.
Dalam dunia seni di Bali, makna taksu adalah jiwa yang dengan sendirinya mengalir begitu saja, menikmati setiap proses tanpa ada hambatan seakan segala sesuatu yang dilakukan (kesenian dalam masing-masing bidang seperti tari, lukis, gamelan dan lainnya) begitu mudah, memiliki hasil yang indah, unik untuk dinikmati, tiba-tiba membuat namanya di bidang seni tersebut menjadi populer. Taksu tersebutlah yang berperan penting dalam setiap manusia berkarya.
Menghujamkan keris ke badan sendiri, Foto: nowbali.co.id |
Terlepas dari seni, kita berbicara dalam upacara. Dalam upacara-upacara di Bali, ada kita mengenal istilah “trance”, biasanya dalam trance itu di percayai adanya Idha Batara ( Tuhan/ Manifestasi Tuhan) hadir untuk memberikan berkat kepada umatnya, dengan adanya orang yang mengalami “trance” semakin menambah kesan upacara itu bermakna atas kehadiran Tuhan.
Orang yang mengalami “trance” biasanya tidak sadar akan dirinya sendiri, ada yang sampai menusukkan senjata khas Bali (Keris. Red) ke badannya, walaupun keris itu berkali-kali di hujamkan, namun tidak sedikitpun dapat melukai dirinya. Secara ilmiah mungkin hanya bisa dijelaskan dengan meningkatnya sistem imun manusia sehingga kulitnya menjadi tahan dengan senjata tajam, namun belum dapat dijelaskan apa penyebab meningkatnya sistem imun tersebut. Secara jasmani hanya memunculkan akibatnya saja, tanpa diketahui penyebabnya. Mungkin hanya dapat digambarkan secara rasional begini, karena ada aktivitas psikologis yang mempengaruhi aktivitas fisik, maka sistem imunitas meningkat. Nalar hanya dapat menjelaskan proses peningkatan sistem imun tersebut dengan adanya zat-zat kima tubuh yang meningkat, namun balik lagi seperti yang sudah saya singgung di atas, yaitu tentang kepercayaan.
EmoticonEmoticon