Pura Tanah Lot |
Secara pemikiran real kita sebagai manusia, ada dua kemungkinan untuk pura yang terletak di atas batu karang ini. Yang pertama adalah pura memang dibangun di atas batu karang seperti yang kita bisa lihat sekarang jauh dari tempat parkir atau gerbang utama dan apabila ombaknya pasang maka untuk menuju pura memerlukan perahu atau sampan. Sedangkan yang ke dua adalah daratan tempat pura dibangun awalnya adalah menyatu dan setara tingginya dengan pintu gerbang utama Tanah Lot, karena deburan ombak dan seriring berjalannya waktu maka karang-karang menjadi terkikis dan hanya karang di bawah Pura Tanah Lot saja yang tetap utuh.
Nama
Pura Tanah Lot barangkali sudah terkenal dan menjadi tempat wisata favorit di
Bali. Saking Favoritnya, menyebabkan banyak wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke tempat ini. Di sebelah barat Pura Tanah Lot juga terdapat pura yang berada di atas karang, pura tersebut bernama Pura Batu Bolong. Bernama Pura Batu Bolong karena karang tempat berdirinya pura tersebut berlubang.
Lokasi dibangunnya pura pada tempat yang tidak biasa menjadikan pura ini unik dan memiliki daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung. Biasanya waktu yang dinantikan saat berkunjung ke Tempat
wisata ini adalah pada saat sunset atau matahari terbenam karena pemandangannya sangat indah dan akan menjadikan liburan di Bali anda tidak terlupakan.
Tanah
Lot berasal dari kata "Tanah" yang artinya tanah dan "Lot"
(Lod) yang artinya laut, jadi dapat diartikan Tanah Lot adalah sebuah Tanah atau Pulau yang terletak di laut, dan letaknya di laut atau di pantai seperti
mengambang ketika air laut pasang.
Tempat ibadah ini adalah sebuah pura Hindu yang dibangun untuk memuja Tuhan
dalam manifestasi-NYA sebagai Dewa Laut atau Dewa Baruna untuk
keselamatan dan kesejahteraan dunia serta keseimbangan antara laut dan bumi.
Tempat
wisata yang dekat dengan Pura Tanah Lot adalah:
Tidak hanya berfokus pada puranya saja, tetapi hamparan batu-batu karang juga dapat menjadi daya tarik dan menjadi spot berfoto yang bagus bagi kamu yang menyempatkan diri untuk mengunjungi Tanah Lot ini. Kadang lokasi ini sering digunakan untuk foto prewedding.
Kalau list liburan kamu ke Bali mencantumkan nama Pura Tanah Lot, tidakkah kamu penasaran mengapa Pura Tanah Lot ini begitu unik tempatnya? Kalau kamu penasaran, bisa kamu baca sejarah Pura Tanah Lot berikut ini.
Kalau list liburan kamu ke Bali mencantumkan nama Pura Tanah Lot, tidakkah kamu penasaran mengapa Pura Tanah Lot ini begitu unik tempatnya? Kalau kamu penasaran, bisa kamu baca sejarah Pura Tanah Lot berikut ini.
Sejarah
Tanah Lot Bali Indonesia
Pada abad ke -15 dikisahkan Bhagawan
Dang Hyang Nirartha atau dikenal dengan nama Dang Hyang Dwijendra
menyebarkan agama Hindu dari pulau Jawa ke pulau Bali. Raja yang berkuasa di pulau Bali pada saat itu bernama Raja Dalem Waturenggong. Beliau
sangat menyambut baik kedatangan Dang Hyang Nirartha dalam
menjalankan misinya, sehingga penyebaran agama Hindu berhasil sampai ke desa-desa terpencil yang ada di pulau Bali.
Ketika Dang Hyang Nirartha melakukan tapa semedi, Beliau melihat sinar suci dari arah
laut selatan Bali. Maka Dang Hyang Nirartha mencari lokasi dari sinar
tersebut. Tibalah beliau di sebuah pantai yang terletak di desa yang bernama desa Beraban
Tabanan. Pada
saat itu desa Beraban dipimpin oleh Bendesa yang sakti dan tidak setuju dengan kedatangan dari Dang Hyang Nirartha dalam menyebarkan agama
Hindu.
Dang
Hyang Nirartha melakukan meditasi diatas batu karang yang pada awalnya berada di daratan. Karena Bendesa Beraban tidak menyukai Dang Hyang Niratha maka Beliau mencari cara bagaimana menghentikan meditasi Dang Hyang Niratha. Dengan kesaktian yang dimiliki oleh Dang Hyang Nirartha, Beliau memindahkan batu
karang yang menjadi tempat Beliau bermeditasi ke tengah pantai, maka semenjak saat itu terbentuklah karang tempat dibangunnya Pura Tanah Lot yang jauh dari daratan.
Semenjak
peristiwa itu Bendesa Beraban takjub oleh kekuatan spiritual Dang Hyang Niratha kemudian Bendesa Beraban memutuskan untuk menjadi pengikut dan memeluk agama Hindu bersama dengan
seluruh penduduk setempat.
Sebelum Dang Hyang Niratha meninggalkan desa Beraban, Dang Hyang Nirartha memberikan
sebuah keris dan selendang kepada bendesa Beraban dengan tujuan untuk menghilangkan segala penyakit yang menyerang tanaman.
Keris pemberian dari Dang Hyang Niratha tersebut disimpan di Puri Kediri dan dibuatkan upacara di Pura Tanah
Lot setiap enam bulan sekali. Namun selendang itu berubah menjadi ular belang
putih yang berada di Pura Tanah Lot. Ular belang putih hitam ini bagi
masyarakat lokal disebut sebagai ular suci Tanah Lot Bali. Semenjak rutin dilakukan upacara setiap enam bulan sekali oleh penduduk desa Beraban, kesejahteraan penduduk semakin meningkat, hasil panen pertanian melimpah dan mereka hidup
dengan rukun satu sama lainnya.
Untuk mengetahui lokasi Pura Tanah Lot, bisa anda lihat peta di atas dan untuk tiket masuk ke objek wisata Tanah Lot, anda akan dikenakan Rp 10.000 per orang
dan biaya parkir Rp 5.000 per mobil.
EmoticonEmoticon