Sunday, 11 June 2017

Dilarang memakai saput poleng, bunga pucuk, dan megending janger di Pura Penataran Ped Nusa Penida

Pura Penataran Ped,
Foto: pictram.net

Pura Dalem Ped

Larangan di Dalem Ped-Salah satu daya tarik tersendiri saat berkunjung di Pura Penataran Ped, Nusa Penida, Kabupaten Klungkung adalah Pura Ratu Gede, hal itu dikarenakan Ida Batara Ratu Gede menyimpan cerita tersendiri sehingga dibuatkan pura sebagai tempat stana Beliau dan dijadikan sebagai Pura Kahyangan Jagat. Pura Kahyangan Jagat lainnya adalah Pura Tanah Lot dan Pura Besakih

Ratu Gede, saput poleng

Orang Bali sering menyebut Beliau Ratu Gede Mas Mecaling, adalah seorang raja yang pernah memimpin Bumi Nusa Penida yang terkenal dengan kesaktian dan kemasyurannya. Nama lain dari Ratu Gede Mas Mecaling adalah Ratu Bhatara Gede Sakti. Sebutan itu sah-sah saja, karena Purana Pura Penataran Ped yang dijadikan referensi.

Berdasarkan Purana Pura Penataran Ped, disebutkan bahwa Pura penataran Ped yang dulunya adalah Pura Dalem Nusa adalah tempat Ratu Gede melakukan tapa brata dengan manunggalkan bayu, sabda idepnya.

Karena ketekunannya melaksanakan tapa brata, kemudian Dewa Siwa memberinya anugerah berupa ajian kadangsanga sehingga merubah badan Ratu Gede menjadi tinggi besar, kulit hitam, muka seram dan bertaring panjang. Dan dianugrahi Panca Taksu yaitu : Taksu Kasakten ( Kesaktian), Taksu Balian (Dukun), Taksu Pangeger (Guna-guna), Taksu Panulak Grubug (Taksu Penolak Penyakit), dan Taksu Angawe Bragala Kamaranan (Taksu yang membuat Bhuta Kala lupa diri dan tersenyum). Taksu Balian (Taksu Dukun) yang dimiliki oleh Ratu Gede ini mengakibatkan banyak para Balian (Dukun) di Bali menyungsung atau memuja Beliau sebelum mengobati pasiennya.

Kisah Ratu Gede Mas Mecaling ini sama halnya dengan kisah Dewi Kwan Im. Dewi Kwan Im adalah orang yang taat pada Budha, semua hidupnya Ia serahkan hanya kepada Budha. Dengan keikhlasan dan pengabdiannya yang tulus pada Budha, Ia juga rela berkorban demi siapapun, bahkan dirinya rela untuk dimangsa binatang maka Budha memberi dia anugerah sebagai Dewi Kwan Im. 

Sebagai gambaran, dapat kita lihat denah Pura Penataran Ped Nusa Penida di bawah ini,


Denah Pura Penataran Ped,
Foto: badbadbali.com
Ratu Niyang Sakti dipercaya sebagai istri dari Ratu Gede, makanya di komplek Pura Penataran Ped ada Pura Ratu Niyang, Ratu Niyang juga di puja di Pura Tanah Kilap di Jl. Bay Pass Ngurah Rai. 

Larangan tidak boleh memakai saput poleng, bunga pucuk dan megending janger dikarenakan tidak boleh meniru apa yang Ratu Gede pergunakan dan karena anugerah dari Dewa Siwa Beliau bergelar Papak Poleng. Pura Penataran Ped juga dipercaya sebagai tempat memohon kesembuhan bagi orang yang terkena penyakit non medis, 

Bagi kamu yang suka berwisata religi, disarankan untuk berkunjung atau bertirta yatra ke Pura Penataran Ped, namun disarankan untuk yang beragama Hindhu. Bagi non Hindhu yang sekedar untuk mengetahui situs-situs sejarah dan ingin berlibur ke Nusa Penida, tidak ada salahnya juga untuk berkunjung ke pura ini sembari melihat keindahan alamnya. 

Akses menuju Nusa Penida dan Pura Penataran Ped khususnya, dapat ditempuh melalui 2 jalur penyebrangan. Yang pertama melalui pelabuhan Padang Bai, dan yang kedua melalui Sanur. Untuk jarak yang lebih dekat disarankan agar menyebrang melalui sanur.

Sebagai gambaran, saya berikan Peta Nusa Penida dan titik lokasi Pura Penataran Ped di bawah ini :





Semoga setelah membaca artikel ini, pembaca ingin segera berkunjung dan bertirta yatra ke Pura Penataran Ped Nusa Penida.









EmoticonEmoticon