Saturday 24 June 2017

Geret pandan (perang pandan) Desa Tenganan, bentuk sportifitas warisan leluhur Bali

Persiapan sebelum geret pandan,
Desa Tenganan

Perang pandan atau geret pandan di Desa Tenganan

Geret Pandan-Ketika mendengar tentang Bali, kita akan tertuju dengan Pantai Kuta, Pantai Sanur, Pantai Pandawa, Ubud, Bedugul. Masih ada daerah Bali lain yang namanya sudah mendunia dengan keunikannya. Bali dengan wisata alam yang indah dan memiliki masyarakat yang selalu menunjukkan keramah tamahannya membuat daya tarik Bali semakin memikat.

Modernisasi tidak membuat beberapa desa di Bali meninggalkan keunikannya, desa-desa tersebut masih menjaga pola hidup, adat istiadat, bentuk rumah yang merupakan warisan leluhur mereka. Keunikan tersebutlah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara ingin berkunjung dan merasakan apa saja hal unik tersebut.

Desa-desa yang masih menjaga adat istiadat, bangunan, dan pola hidup yang masih sama dengan dulu disebut Desa Bali Aga. Orang Bali Aga di sebut juga Bali Mula adalah orang Bali asli sebelum masuknya orang-orang dari Majapahit untuk tinggal di Bali. Desa- desa yang termasuk Bali Aga adalah Desa Trunyan, Desa Tenganan dan Desa Sembiran

Salah satu desa Bali Aga yang patut kamu kunjungi saat berlibur ke Bali adalah Desa Tenganan. Desa Tenganan adalah salah satu desa tradisional yang ada di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Di sana kamu akan melihat bagaimana tradisonalnya desa tersebut dan kamu akan merasa berada pada jaman dahulu di jaman modern ini. 

Mata pencaharian orang Tenganan umumnya sebagai petani, namun ada juga sebagai pengerajin yang menghasilkan kerajinan khas Tenganan seperti anyaman bambu, ukiran, lukisan di atas daun lontar dan tenunan kain gringsing. Nah penduduk Tenganan masih menggunakan sistem barter dalam mendapatkan sesuatu yang menjadi kebutuhan mereka. Tradisonal banget bukan?


Wisatawan asing Perang Pandan,
Foto: anythingbali.com
Sekitar Bulan Juli, bertepatan dengan ngusaba sambah diadakannya tradisi geret pandan atau perang pandan. Saat seperti ini yang biasanya dinantikan oleh wisatawan untuk melihat bahkan diperbolehkan untuk berpartisipasi dalam acara tersebut. Perang pandan dilakukan oleh dua orang pemuda di atas panggung dengan saling sayat menggunakan duri-duri pandan. Kadang wisatawan mancanegara yang penasaran ingin merasakan sensasi geret pandan juga ikut perang pandan. Luka yang timbul akibat sayatan pandan akan diobati dengan ramuan antiseptik tradisonal pula yang bahannya dari umbi-umbian. 

Namanya juga perang, ada pihak yang menang dan ada pihak yang kalah, kadang tentu melibatkan emosi apalagi sampai menyebabkan luka akibat sayatan dari duri-duri pandan. Tetapi dapat kita lihat dalam tradisi perang pandan tersebut, para penonton terlihat seperti terhibur akan acara tersebut, begitu pula saat perang usai, tidak ada perasaan dendam diantara yang berperang tadi. Mereka tetap berbagi cerita tentang pengalaman saat berperang dan saling melemparkan tawa sembari mengobati luka-luka akibat sayatan dari duri pandan. Bagi masyarakat Tenganan, perang pandan adalah salah satu hal unik untuk menjaga kebersamaan mereka dan cerminan sportifitas mereka sebagai kualitas pribadi masyarakat Desa Tenganan.

Secara tidak langsung, masyarakat Desa Tenganan telah mengedukasi para wisatawan yang berkunjung kesana, bahwa walaupun dalam kondisi terluka yang sudah pasti melibatkan emosi, kita patut mejaga kebersamaan dalam kehidupan ini. Dalam kondisi terluka kebersamaan tetap bisa terjaga, apalagi dalam kondisi yang biasa saja, mungkin bisa lebih terjaga lagi.

Kita sebagai makhluk sosial yang tentunya akan saling bergantung antara sesama manusia, dengan menjaga kebersamaan tersebut akan memudahkan kita dalam berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain.

Secara umum, budaya Bali memang syarat dengan filosofi yang mendalam, walaupun terkadang dapat menimbulkan multitafsir, namun coba ambil dan maknai filosofi tersebut dari sisi yang positif. Banyak hal-hal yang secara tidak langsung dapat mengedukasi masyarakat berada pada budaya di Bali, sekarang pintar-pintar kita saja untuk mengekplorasinya untuk mendapatkan manfaat yang baik bagi kita semua.

Kalau kamu penasaran dengan tradisi unik tersebut, silahkan saja datang ke Desa Tenganan, dan lihat bahkan kalau mau, coba saja ikut berperang pandan dan rasakan sensasinya. 

Peta lokasi Desa Tenganan:


EmoticonEmoticon